Kamis, 14 Juli 2011

tugas belajar dan pembelajaran

2. HAKIKAT DAN CIRI-CIRI BELAJAR

A.    Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk didalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey  memperlihatkan bahwa 82% anak-anak masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri. Tetapi angka tinggi tersebut menurun drastis  menjadi 18% waktu  meeka bbberusssia 16 tahun. Konsekuensinya 4 dan 5 remaja dan orang dewasa memulai pengalaman belajarnya yang baru dengan perasaan ketidaknyamanan.

Dalam berbagai  kajian dikemukakan bahwa instruction atau pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa  untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar yang bersifat internal.

Pembelajaran berupaya mengubah masukan erupa siswa yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan.  Demikian pula siswa yang memiliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi dirinya sebagai pribadi baik atau positif, menjadi siswa yang memiliki sikap, kebiasaan dan tingkah laku yang baik. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari  tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya.

Dalam buku “ The Guidense of Learning Activities” merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan  lingkungannya. Dalam buku Psycology hc Weithrington, mengemukakan belajar adalah belajar adalah suatu prubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai  pola baru  dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. James whittaker mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan atau pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Kesimpulannya belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan atau pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik unuk memperoleh tujuan tertentu.

Ciri-ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut :
1.      Belajar menunjukan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja.
2.      Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya
3.      Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya di sertai perubahan tingkah laku yang dapat diamati (observable).

Berikut ini adalah beberapa kelopok teori yang memberikan pandangan khusus tentangg belajar diantaranya;
                                      I.     Behaviorisme
Para penganut teori Behaviorisme menyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang memberikan pengalaman-pengalaman tertentu padanya.  Behaviorisme menekankan pada apa yang dapat  lihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran karna tidak dapat  dilihat. Skiner beranggapan bahwa perilaku manusia yang dapat di amati secara langsung adalah akibat konsekuensi dari perbuatan sebelumnya.

Implementasi penerapan prinsip-prinsip teori Behaviorisme yang banyak digunakann di dalam dunia pendidikan adalah;
a)      Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila peserta didik ikut berpartisipasi secara aktif di dalamnya
b)      Materi pelajaran di kembangkan di dalam unit-unit dan di atur berdasarkan urutan yang logis
c)      Tiap-tiap respons perlu diberi umpan secara langsung sehingga perserta didik dapat segera mengetahui apakah respons yang diberikan sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.
d)     Setiap kali persert didik memberikan respons yangg benar perlu di berkan penguatan. Penguatan positif terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada penguatan negatif
                                   II.     Kognitivisme

Kognitivisme  merupakan salah satu teori belajar yang di dalam berbagai pembahasan juga sering disebut model kognitif atau persetual. Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan-tujuannya. Teori ini menekankan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut.
Menurut piaget, perkmbanag interektual melalui empat tahap-tahap berikut;

a)      Tahap sensori motor (0-2,0 tahun)
b)      Tahap pra-operasional (2,0-7,0 tahun)
c)      Tahap operasional konkret (7,0- 11,0) tahun)
d)     Tahap operasional (11,0- keatas)
Kognitivisme memberikan pengaruh dalam pengembangan prinsip;prinsip pembelajaran sebagai berikut;
1.             Peserta didik akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajara tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.
2.             Penyusunan materi pelajaran harus darii sederhana ke kompleks. Untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas dengan baik peserta didik harus terlebih dahulu telah menguaai tugas-tugas yang bersifat sederhana/mudah.
3.             Belajar dengan memahami lebih baik daripada menghapal, apalgi tanpa pengertian.
4.             Adanya perbedaan individual pada peserta didik perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi proses belajar peserta didik.
                                III.     Teori belajar psikologi sosial
Menurut teori belajar psikologi sosial proses belajar jarang sekali merupakan proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi melalui interaksi-interaksi. Interaksi tersebut dapat; (1) searah (one directional), yaitu bilamana adanya stimuli dari luar menyebabkan timbulnya respons, (2) dua arah, yaitu apabila tingkah laku yang terjadi merupakan hasil interaksi antara individu yang belajar dengan lingkungannya, atau sebaliknya.

                                IV.     Teori belajar Gagne
Teori belajar yang disusun Gagne merupakan perpaduan seimbang antara behaviorisme dan kognitivisme yang berawal dari tori pengolahan informasi. Menurut Gagne cara berpikir seseorang tergantung pada; (a) keterampilan apa yang telah dimilikinya, (b) keterampilan serta hirarki apa yang diperlukan untuk mempelajari tugas.

Gagne menympulkan ada lima macam hasil belajar;
1)      Keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar konsep, prinsip dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui penyajian materi di sekolah.
2)      Strategi kognitif, yaitu kemampuan memcahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur proses mengatur proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan, belajar, mengingat dan berpikir.
3)      Informasi verbal, yaitu kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi- informasi yang relevan
4)      Keterampilan motorik, yaitu kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.
5)      Sikap, yaitu kemampuan internal yang mempangaruhi tingkah laku seseorang yang didasari oleh emosi, kepercayaan- kepercayaan serta faktor internal
B.      Ciri-ciri dan Tujuan Belajar Mengajar


Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlihat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental. Yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari segi guru proses belajar tersebut dapat diamati secara langsung. Artinya proses belajar yang merupakan proses internal siswa tidak dapat diamati, tapi dapat dipahami oleh guru. Perilaku belajar tersebut merupakan respons siswa terhadap tindakan mengajar atau tindakan pembelajaran dari guru yang berhubungan dengan desain instruksional guru, karena di dalam desain instruksional , guru membuat tujuan instruksional khusus atau sasaran belajar.

Penggolongan atau tingkatan jenis perilaku belajar terdiri dari tiga ranah atau kawasan, yaitu:
1.      Ranah kognitif (bloom, dkk) terdiri dari enam jenis perilaku;
a.       Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan.  Pengetahuan tersebut dapat berupa fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori atau metode.
b.      Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal yang dipelajari.
c.       Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
d.      Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan yang dalam bagian-bagian sehngga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
e.       Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, mislnya tampak dalam kemampuan menyusun atau program kerja.
f.       Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

2.      Ranah afektif (Krathwohl & bloom, dkk) terdiri dari lima perilaku, yaitu;
a.       Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut.
b.      Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c.       Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai, mengakui dan menentukan sikap.
d.      Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
e.       Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi.

3.      Ranah psikomotor ( Simpson ) terdiri dari tujuh perilaku atau kemampuan motorik, yaitu:
a.       Persepsi, yang mencakup kemampuan mendiskripsikan sesuatu secara khusus dan menyadari adanya perbedaan antara sesuatu tersebut.
b.      Kesiapan, yang mencakup kemampuan menempatkan diri dalam suatu kejadian dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan, kemampuan ini meliputi kemampuan jasmani dan rohani.
c.       Gerakan terbimbing yang mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh atau gerakan tiruan.
d.      Gerakan terbiasa, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan tanpa contoh.
e.       Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, tepat dan efesien.
f.       Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak gerik dengan persyaratan yang berlaku
g.      Kreativitas, yang mencakup kemampuan melahirkan pola gerak gerik yang baru atas dasar prakarsa sendiri.

Ketiga ranah diatas bukan merupakan bagian-bagian terpisah, akan tetapi merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Untuk mencapai perubahan yang diharapkan, baik pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik, maka baelajar hendaknya memperhatikan sungguh-sungguh beberapa prinsip yang mendukung terwujudnya hasil belajar yang diinginkan.


legenda Toba

legenda Toba

sewaktu, ada seorang nelayan bernama Batara Guru sahala di tanah batak. suatu hari ia menangkap ikan. ia terkejut menemukan bahwa ikan itu bisa bicara. sayamemohon sahala untuk membebaskannya. dia sesuai.
  secepat ikan bebas. itu berubah menjadi seorang wanita. dia begitu indah sahala jatuhcinta padanya sekaligus. dia memintanya untuk menikah dengannya. para wanita setuju untuk menikah sahala. Namun ia mengatakan bahwa ia tidak harus mengeluarkanrahasia yang dia sekali ikan. sahala berjanji bahwa dia tidak bisa memberitahu siapa pun tentang hal itu.
  mereka hapilly menikah dan punya dua anak perempuan. setiap pagi pergimemancing sahala. putrinya akan membawanya makan siang. oneday, bagaimanapun,bukannya membawa makanan untuk ayah mereka, kedua gadis memakannya.
  ketika sahala tahu apa yang mereka lakukan dengan makan, ia menjadi sangat marah. teriaknya di kemudian pepatah,''Anda berperilaku persis seperti putri seorang''fis.
  gadis-gadis tidak tahu tentang ayah mereka berarti. mereka pulang dan menanyakanibu mereka tentang hal itu. ibu mereka sangat jengkel. meskipun sahala meminta maaf kepada Heer kemudian, ia tidak akan memaafkannya karena melanggar janjinya.
  kemudian bumi mulai goyang dan gunung berapi mulai errupt. bumi retak dan fomedlubang besar. orang mengatakan bahwa lubang menjadi danau Toba.

the legend of toba

once upon the time, there was a fisherman named batara guru sahala in batak land. one day he caught a fish. he was surprised to find that the fish could talk. i begged sahala to set it free. he did accordingly.
 as soon as the fish was free. it changed into a women. she was so beautiful that sahala fell in love with her at once. he asked her to marry him. the women agreed to marry sahala. however  she told him that he must never let out the secret that she was once a fish. sahala promised her that he could not tell anyone about it.
 they were hapilly married and had two daughters. every morning sahala went out fishing. his daughters would bring him a lunch. oneday, however, instead of bringing the food to their father, the two girls ate them.
 when sahala knew what they had done with the meal, he got very angry. he shouted at then an saying, '' you behaved exactly like daughters of a fis''.
 the girls did not know about their father meant. they went home and asked their mother about it. their mother was very annoyed. although sahala apologized to heer later, she would not forgive him for breaking his promise.
 then the earth began to shake and volcanoes started to errupt. the earth cracked and fomed a big hole. people said that the hole became toba lake.